Cara Mengatasi Rasa Kurang Percaya Diri Seorang Guru SMK Di Surabaya

Memiliki rasa percaya diri yang cukup adalah sesuatu hal yang dibutuhkan oleh siapapun. Mengapa bisa demikian? Tentunya Anda memperhatikan dalam diri Anda, Anda bisa membayangkan apabila Anda saat ini tidak memiliki rasa percaya diri tersebut, hal apa yang akan terjadi? Apakah Anda akan menjadi seperti sekarang ini? Bisa dibayangkan ketika Anda tidak memiliki rasa percaya diri ini, tentunya Anda akan mengalami kesulitan tatkala bertemu, menghadapi, berkomunikasi dengan orang lain. Seseorang yang memiliki problem kurang percaya diri, akan cenderung menarik diri dari lingkungan, kesulitan saat berpresentasi didepan umum, gugup atau grogi saat berbicara didepan kelas, takut berkenalan dengan orang-orang baru atau susah untuk memulai pembicaraan terutama dengan orang yang baru ia kenal. 



Seperti halnya yang tengah dialami salah satu klien kami, seorang ibu yang berdomisili didaerah sekitar Surabaya. Dia adalah salah seorang guru yang mengajar disebuah sekolah SMK di Surabaya. Dia merupakan seorang Guru BK. Dia merasakan bahwa proses mengajarnya tidak bisa maksimal dikarenakan dia memiliki problem kurang percaya diri. Terkadang disaat mengajar, dia kesulitan mengungkapkan apa yang ingin ia ajarkan. Dia merasa problem belajar mengajarnya kurang hidup, sehingga dapat menyebabkan kebosanan terhadap anak didiknya. 

Riwayat hidupnya, dia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Dia seorang yang pendiam, jarang bergaul. Sewaktu masih sekolah, dia jarang sekali keluar main dengan teman-temannya, dikarenakan ada larangan dari orang tuanya. Sehingga sangat jarang sekali ia berkomunikasi dengan orang-orang baru. Dengan saudaranya pun, semisalnya keponakan atau sepupu yang belum dia kenal dekat, dia susah untuk saling berkomunikasi atau ngobrol. Setiap ingin memulai pembicaraan, bingung apa yang ingin dikatakan. Jadi dia cenderung lebih diam, namun untuk teman atau orang-orang yang sudah ia kenal, dia enak atau enjoy untuk ngobrol. 

Seorang Perempuan Muda Usia 25 Tahun Mengalami Ketakutan Berlebihan

Suatu hari ada seseorang menghubungi kami melalui chat whatsapp 085105224499, dia menceritakan kondisi yang saat itu sedang ia alami dan rasakan. Kondisi yang membuat ia merasakan keterpurukan dalam hati dan pikirannya. Dia mengalami kecemasan dan ketakutan berlebihan. Dari ketakutan berlebihan ini memicu munculnya kondisi ia suka marah-marah tanpa sebab yang jelas, dan anaknya yg masih kecil imut menjadi sasaran kemarahannya. Dia menyadari apa yang dia lakukan itu tidak dapat dibenarkan, akan tetapi ia kesulitan dalam mengontrol kemarahan tersebut. 

Ketakutan - ketakutan itu muncul berawal setelah adik sepupunya yang masih berusia 22 tahun meninggal dunia dikarenakan sakit. Dari kejadian ini, membuatnya paranoid, ada sakit sedikit langsung dikaitkan dengan kematian. Selalu terbayang-bayang dengan kematian. Membuatnya takut untuk melakukan sesuatu, takut untuk jalan-jalan keluar rumah. Biasanya dia sering main dengan teman-temannya, misalnya shopping di mall, atau nongkrong di mall. 



Semenjak dia mengalami ketakutan berlebihan ini, dia jadi jarang sekali keluar sama keluarga ataupun teman-temannya. Dia cenderung mudah muncul pikiran-pikiran negatif, yang sejauh ini tak pernah terjadi apa yang ada dalam pikirannya tersebut. Ironisnya, dia juga tidak memiliki tempat yang nyaman untuk dia bercerita tentang apa yg ia alami dan rasakan. 

Jual CD Audio Sugesti Berpikir Positif

Bagi sebagian orang yang tengah mengalami kondisi mudah berpikiran negatif, melihat seseorang yang terbiasa berpikiran positif akan terpikirkan "Bapak itu kok bisa enjoy begitu yaa, apakah dia itu gak punya masalah, kelihatan selalu happy" dan pikiran-pikiran semacamnya. 

Sebaliknya, bagi sebagian orang yang terbiasa berpikiran positif melihat orang yang mudah berpikiran negatif akan terasa aneh, karena hal sepele yang seharusnya tak perlu terlalu dicemaskan tapi seakan-akan itu sebuah masalah besar. 



Kami sering sekali berjumpa dengan klien yang mengalami problem mudah berpikiran negatif, mudah cemas, mudah khawatir. Kami bisa memahami bagaimana perasaan yang dialaminya, bagaimana mereka mengalami kesulitan dalam mengontrol perasaannya tersebut, rasa khawatir yang seakan selalu menyelimuti dirinya, sehingga ketika ada stimulus kecil saja langsung muncul.